Wednesday, October 9, 2013

Wawancara Tentang Wirausaha

Baru saja (5 menit yang lalu) saya selesai diwawancara melalui telepon oleh radio Pro Dua (Jakarta) tentang wirausaha. Saya diperkenalkan sebagai technopreneur (penulis, pakar security, dll. – he he he).
Topik kewirausahaan (entrepreneurship) memang sedang populer saat ini. Di mana-mana ada seminar tentang ini, baik untuk publik maupun untuk mahasiswa. Tujuannya adalah baik, yaitu menciptakan lapangan pekerjaan dan mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia.
Tanya jawab berlangsung secara live dengan penanya dari berbagai tempat di Indonesia, dari Aceh sampai ke Mataram. Pertanyaannya juga bagus-bagus. Berikut ini adalah beberapa pertanyaan yang saya ingat.
Apakah lingkungan (latar belakang kultur) dan pendidikan mempengaruhi terbentuknya wiraswasta? Menurut saya ya. Sebagai contoh, banyak orang Jawa yang lebih mengharapkan anaknya menjadi pegawai BUMN, PNS, atau pegawai perusahaan besar. Bagi orang yang terlahir di lingkungan ini memang harus melewati perjuangan yang lebih keras, tetapi bukan berarti tidak ada atau tidak mungkin.
Ada banyak pendidikan / training tentang kewirausahaan tetapi yang mengajar bukan seorang wirausaha, yang mungkin hanya mengandalkan buku teks. Bagaimana pendapatnya? Jawaban saya adalah ya. Memang akan lebih baik jika pengajar memang memiliki pengalamanan langsung dalam bidang kewirausahaan, dengan kata lain dia seorang wirausaha. (Yang tidak saya sampaikan dalam wawancara adalah … bahwa orang yang hanya mengajukan teori pun bukan tidak penting. Coach atau pelatih olah raga kadang bukan pemain yang jagoan, tetapi bukan berarti mereka tidak pantas menjadi coach. Saya melihat ada beberapa coach olah raga yang memiliki binaan yang sukses luar biasa.)
Apakah baik memulai usaha bukan karena kompetensi atau hobby tapi karena ada peluang (misal ada kebutuhan pasar, atau ada kelebihan uang, dan sejenisnya)? Menurut saya bisa saja tetapi akan menjadi masalah karena tidak langgeng. Misalnya 3 bulan ini buka restoran karena ada pekerjaan baru di sekitar situ dan pegawai butuh makan, tapi kemudian berubah lagi menjadi jualan pakan ternak, kemudian berubah lagi menjadi salon, kemudian berubah lagi … Kapan menjadi besarnya? Menurut saya yang seperti ini tidak baik karena kita tidak akan menjadi expert di domain tersebut. Masalahnya lagi adalah kita harus selalu membuat inovasi di produk dan layanan kita. Kalau kita berubah-ubah secara drastis hanya karena peluang maka kita tidak bisa melakukan inovasi. Tetaplah konsisten sehingga kita bisa menjadi lebih expert dan bisa membesar.
Apakah ada bidang yang punya prospek bagus dalam tahun-tahun ke depan ini? Menurut saya semua bidang punya potensi untuk sukses. Masalahnya adalah mencari yang sesuai dengan passion kita (dan yang sesuai dengan kompetensi kita).
Kapan sebaiknya memulai wirausaha? Sekarang juga. Sebaiknya sih ketika kita masih di comfort zone dan/atau masih menjadi mahasiswa. Pada kondisi ini kita tidak tertekan dan tidak harus berhasil sekarang juga. Kalau kondisinya lain, misal sudah menjadi pengangguran atau sudah lulus, maka akan ada tekanan untuk sukses dan menghasilkan sekarang juga. Padahal memulai wirausaha itu membutuhkan waktu. Jadi, bagai mahasiswa di luar sana, usahakan memulai dari sekarang.
Apakah semua orang bisa menjadi wirausahawan? Tidak. Ada orang yang memang lebih cocok kalau menjadi seorang profesional atau pegawai. Kalau semua jadi pengusaha, siapa yang bekerja? All chiefs, no Indians :-)
Apa keuntungan jadi wirausahawan? Ada banyak. Yang pertama adalah kebahagiaan karena bisa menghidupi banyak orang (dan keluarganya). Ini sebuah perasaan yang luar biasa. Sebuah achivement. Mereka tidak menjadi beban bagi negara. Yang kedua adalah independent. Bebas. Kita bisa mengatur kegiatan sesuai dengan kehendak kita, tetapi kalau pengelolaannya tidak baik, juga bisa berakibat kita kerja terus.

No comments:

Post a Comment