Saturday, September 7, 2013

Brahmana sesungguhnya adalah ketika Ida Bagus bersatu dengan Ida Ayu

Menyandang nama IB & IA, kita disebut/dipanggil wangsa Brahmana oleh "mereka" atau karena kita warih tabek pekulun Betara Lelangit, kita disebut/dipanggil wangsa Brahmana yang kemudian mencantumkan nama IB & IA sesuai "panggilan/sebutan mereka" kepada kita.

Berdasarkan kehormatan itu, kita dipercaya untuk dapat meneruskan warisan tabek pekulun Betara Lelangit. Itulah salah satu yang utama fungsinya wangsa Brahmana. Karena garis keturunan adalah dari Purusa, maka:

IB yang beristri IA dianggap lengkap untuk meneruskan (mengiring) pemargi anak lingsir tabek pekulun Betara Sakti Wawu Rawuh.

IB yang beristri bukan IA, dianggap belum lengkap, sehingga dianggap tidak dapat meneruskan “warisan” beliau yang sebenarnya tetapi masih dapat melaksanakan fungsi Brahmana yang lainnya.

IA yang bersuami bukan IB, dianggap tidak lengkap sama sekali, sehingga tidak diterima untuk meneruskan warisan beliau.
Perlakuan kepada ex IA, sama dengan perlakuan kepada suaminya yang bukan IB.

Itulah salah satu fungsinya Griya yang sudah menjadi budaya Hindu di Bali. Menjadi budaya karena sudah dijadikan pedoman tidak tertulis dari tahun ke tahun atau dari abad ke abad oleh masyarakatnya.

Suatu perkawinan, khususnya budaya Hindu di Bali, tidak hanya antara pria dengan wanita, tetapi menyatukan kedua keluarga mereka, menyatukan keluarga besar mereka dan menyatukan kawitan2 mereka.
Dari sini diharapkan dapat dipahami kenapa IB harus selalu berusaha mendapatkan IA atau sebaliknya.

Agama Hindu percaya dengan adanya hukum karmapala dan reinkarnasi (numitis,lahir kembali). ISHWW sudah memprogramkan mahluk2 yang mati akan numitis sesuai karmapalanya. Mahluk2 termasuk manusia yang dapat memperbaiki karmanya pada kehidupan yang lalu, akan numitis ke posisi yang lebih baik (naik tingkat), bahkan sampai moksa. Begitu pula sebaliknya, jika tidak dapat memperbaiki karmanya dan bahkan lebih buruk, dia akan numitis sesuai karmanya (turun tingkat), bisa sebagai bermacam-macam mahluk selain mahluk manusia.

Dengan demikian, yang menentukan kita akan numitis pada kehidupan yang akan datang. mau menjadi mahluk apa, sudah ditentukan oleh diri kita sendiri dalam kehidupan sekarang ini sesuai program ISHWW yang sudah paten.
Wangsa apapun kita, jika selalu melaksanakan dan berperilaku kebrahmanaan serta bertanggungjawab dan berbakti sesuai fungsinya serta menjaga wibawa kawitannya, dipercaya dalam kehidupan yad akan “naik tingkat” dan bahkan dapat mencapai moksa, kehidupan abadi karena tidak terlahir kembali ke Skala untuk perbaikan.
Itulah Panitisan dan Tujuan Hidup dari Sarasamuccaya Bab I, bukan pada Bab terakhir.

Manusia adalah ciptaanNya yang sempurna karena manusia hakekatnya juga Tuhan itu sendiri tetapi tidak sesempurna Tuhan karena dibatasi oleh pikiran dan hati. Jadi siapa yang bisa mengatur, mengendalikan hatinya, ya dia sendiri, tidak oranglain.
Jadi mahluk manusia itu bebas menentukan jodohnya, oranglain hanya mengingatkan saja, karena karma akan selalu mengikuti orang tsb.

No comments:

Post a Comment